Pages

Saturday 8 November 2014

AGAK SERIUS (Lanjutan3)

Tak segan-segan sang surya menusuk-nusuk ubun para hadirin reuni akbar, wajah teman memerah akibat tamparan sadis matahari. Kondisi ini memaksa sebagian besar laki-laki membuka kancing baju paling atas dan berharap hembusan angin menyejukkan badannya. Meski panas, dan gerah, semangat para hadirin tidak luntur untuk mengikuti acara selanjutnya, mereka masih duduk ditempat yg disediakan dengan rapih sepertinya acara selanjutnya agak sedikit serius. Bangku-bangku yang disediakan sudah terisi penuh. Hal ini membuktikan kl acara siap dilaksanakan. (berangkaaaaat)

Di atas panggung terlihat tiga orang pemuda dalam posisi duduk. Pemuda yang duduk di tengah adalah pemandu acara diskusi publik atau biasa disebut dengan moderator. Namanya Ridwan Munthe alumni Ahmadul lulusan tahun 2007 (kl gk salah sewaktu kelas 1 aliyah ia bagian dari kismul amni), ia merupakan lulusan UIN Syarif hidayatullah Jakarta, sekarang ia menjabat sebagai ketua komunitas mahasiswa sumatera utara (KMSU) Jakarta. Kemudian, di samping kanannya dengan mengenakan peci hitam merupakan ketua kismul amni pada tahun 2005 (kala itu Ridwan Munthe menjadi anggotanya). Namanya adalah Ramahadin Damanik bin …….. Damanaik, sekarang ia sedang menjalani proses kuliah s2 di UIN sunan kalijaga Yogyakarta dan sedang menjabat ketua ikatan keluarga pelajar dan mahasiswa sumatera utara Yogyakarta. Kemudian di sebelah kiri dengan berbaju putih bergari-garis biru merupakan alumni ahmadul jariyah angkatan 1994, sekarang ia merupakan kepala bagian HUMAS di Kampus UNIMED, dan namanya adalah bg Tappil Rambe. Diskusi kali ini bertemakan “peluang dan tantangan alumni pondok pesantren”.

Kedua pemateri ini mampu menyihir perhatian semua peserta diskusi yang terdiri dari seluruh santri/at, alumnus dan para ustad. Terlihat jelas ketika bg Tappil Rambe (sub Tema: peluang dan tantangan di bidang masyarakat) memulai disikusi dalam posisi berdiri, semua pasangan mata audience tertuju padanya. Peserta kemudian larut dalam materi yang diberikan. (video menyusul) kemudian, microphone diberikan ke pemateri kedua dengan sub tema peluang dan tantangan di bidang akademik. Meski aku tidak mendengarkan semua bahasan-bahasannya, tapi aku melihat para peserta diskusi mendengarkannya dengan baik seakan-akan mereka lupa akan panasnya cuaca hari itu.

Setelah memberikan materi, peserta diberikan kesempatan emas untuk bertanya. Ustad qusoy memerintahkan ketua OPPAJ putra/I (Gunawan dan Nurul) untuk bertanya dan tidak bisa ditolak. Selain itu beberapa santri juga menanyakan berbagai hal seperti adek kecil kelas dua tsanawiyah menanyakan kiat-kiat untuk menjadi orang sukses, disambung dengan santri yg menanyakan kenangan manis dan pahit selama sekolah di Ahmadul Jariyah, hal ini tentunya mengundang tawa alumnus sebab kenangan di ahmadul tak kan pernah habis untuk diceritakan, dan yang paling menarik adalah perdebatan antara pemateri dengan ketua OPPAJ putra tentang kekerasan dan hak perlindungan anak.

Batas waktu yang diberikan panitia tidak dihiraukan lagi, itu dikarenakan banyaknya dukungan dan partisipasi dari setiap kalangan untuk mengikuti acara diskusi ini. Hingga pada pukul 15.15 diskusi baru kemudian ditutup oleh moderator. Kemudian, para santri bubar dan berlarian guna mempersiapkan diri untuk melaksanakan shalat Ashar berjamaah. Alumni yg masih duduk-duduk di bawah pohon memperhatikan tingkah-tingkah dari santri, satu diantara alumni mengambil microphone (menirukan gaya kismul amni) dan mengucapkan bi sur’ah ana ahsub hatta khomsah. Pastinya ia mengulang memori beberapa tahun yang lalu, atau bahkan ia mengulang memori dirinya sendiri yang harus berlari sekencang-kencangnya ketika mendengarkan kata-kata Arba’ah wa Khom…..
(kita tidak tahu. Hehehehe)
Bersambung

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About