Pages

Wednesday 10 October 2012

PENENTUAN (bagian22)



Pertempuran kedua kekuatan ini belum kunjung selesai, kali ini pasukan wira dikepung oleh pasaukan Mahmud barjah, pasukan wira terjebak kedalam perangkap pasukan mamud barjah. Kecerdasan yang dimiliki barjah dipenuhi pasukannya sehingga dengan leluasanya mereka menembaki pasukan gajah tuban dari balik semak-semak. gajah yang merasa dihujani tombak-tombak tajam meraung kesakitan dan mulai berontak, menginjak-injak pasukan kaki tuban, tidak lama kemudian suara dentuman meriam ikut memeriahkan peperangan dan membuat pasukan kuda tuban berlarian karena takut dengan api. Dengan lantang wira menyuruh pasukan kuda untuk keluar dari jebakan, dan mencari para musuh yang benrsembunyi dibalik semak. medan tempur yang sulit dan berlumpur membuat gajah-gajah susah keluar dari jebakan.
Melihat musuh yang berantakan, Pasukan rajeg tidak sabar mendekati para musuh, ingin membunuh musuh dengan jarak dekat. Kecorobohan itu menguntungkan pasukan tuban yang masih memiliki pasukan kaki dan kuda, kedua kubu itupun mulai berperang dengan jarak yang sangat dekat dihiasi dengan derasnya hujan membuat kedua pasukan ini makin bersemangat membasmi musuh masing-masing, dengan kekuatan yang terlatih pasukan tuban mampu memenangi laga ini sebab pasukan yang diturunkan rajeg masih sedikit masih ada pasukan yang disiapkan untuk serangan balik sebanyak 2 kali pertempuran. Wira kembali melilhat keadaan pasukan yang ia miliki. 

Berbeda dengan keadaan di rajeg, kiai benggala merasa kepemimpinannya sudah mulai direnggut oleh Mahmud barjah, perasaan itu muncul ketika esteban dan Rodriguez sudah mulai dekat dengan barjah, ditambah lagi kalau barjah mulai jarang datang menghadapnya. Kepemimpinan harus direbut kembali ketanganku, sebab aku punya lebih banyak ilmu dan pengalaman dibanding barjah, dan jika tuban benar-benar jatuh ketangannya, ia akan lebih bejat dibanding sang adipati tuban dan aku tidak akan menjadi siapa-siapa lagi. Ini tidak mungkin dan tidak boleh terjadi, mungkin aku harus meracuninya dengan diam-diam agar pasukannya tidak tahu.

Tiba-tiba malam itu barjah menghadap kiai benggala, dan ia pun tetap menjaga wibawanya sebagai pimpinan daerah rajeg, percakapan itu masih tentang perebutan tuban, tidak seperti biasanya, malam ini barjah mengikuti saran dari kiai benggala. Percakapan itu pun menghasilkan akan terus menyerbu tuban tepat di kota tuban dengan kekuatan penuh dan perbekalan yang lengkap selama perjalanan.
Pasukan rajeg akhirnya berangkat, diperkirakan akan memakan waktu 3 hari. Perjalanan itu terlihat oleh pasukan pengintai tuban dan menyampaikannya ke tuban, pasukan pengintai terus memberitahukan informasi ini di setiap titik yang sudah diposkan tuban, namun salah satu dari pengintai itu mati tertombak tepat didadanya dan jatuh, satu tombak lagi menancap tulang pipi kuda pengintai, dan berlari menuju kota tuban, kuda tersebut sampai di warung yakub, dan orang-orangpun menontonnya dan beranggapan bahwa pasukan rajeg sudah dekat.

Pasukan tuban tidak terkendali, banyak pasukan yang belum muncul, sehingga dengan pasukan yang ada mencoba menghalangi pasukan rajeg yang mau memasuki jantung kota tuban, walaupun pasukan kuda tuban mencoba menghabisi mereka dari belakang. Lama kemudian barisan pasukan rajeg terpecah sehingga terjadi kembali perang besar antara kedua kubu ini. Di sudut tuban terlihat pasukan rajeg mengemasi meriam, dengan cepat wira menyuruh pasukan kuda untuk mengganggunya, medan perang ditinggalkan dan diganti dengan pasukan yang baru datang. Seperti kilat pasukan kuda menuju meriam yang dikawal oleh Mahmud barjah, barjah dan pasukannya tidak berhasil menghalau pasukan kuda tuban, kepungan itu makin lama makin mengecil, Rodriquez dan esteban terdesak dan akhirnya ditangkap hidup-hidup atas perintah kepala pasukan kuda.

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About