Pages

Saturday 8 November 2014

AJARAN NABI (Penutup)

Waktu menunjukan pukul 08.00 pagi, senam yang dijadwalkan sebelumnya tidak dapat dilaksanakan mengingat beberapa faktor.  Akhirnya semua panita kembali dikerahkan untuk menyiapkan sarapan pagi ditambah lagi dengan persiapan penutupan. Beberapa alumni yang terisisa di pondok langsung menyantap makanan meski diantara mereka lam yastahim.  Obrolan-obrolan santai menghiasi sarapan pagi tersebut, seorang senior (Roinul Pasaribu) menjadi rebutan sebab ia baru saja datang dari kampung halamannya (Aek buru), beberapa orang berakting membantunya untuk mengambilkan piring, nasi dsb layaknya seorang raja, pastinya semua dilakukan atas nama canda tawa. satu jam berlalu tak terasa, acara penutupan reuni akbar segera dimulai.

minggu yg tenang dan cerah setia menemani para hadirin sekalian. acara penutupan pun dimulai dengan pembacaan ayat suci alquran yg dibacakan oleh saudari elvi suaidah (lulusan tahn 2011 dengan no. Hp 0823xxxx), seketika semua tenggelam dalam suasana yang damai dan tunduk patuh pada ayat-ayat yang dibacakan. seperti biasanya acara dilanjutkan dengan kata-kata sambutan dari mudir, alumni dan ketua Oppaj putra. pastinya objek pembicaraan berfokus pada alumni, nasehat demi nasehat serta harapan untuk kemajuan ahmadul jariyah disampaikan dengan tegas dan jelas agar menjadi renungan bagi setiap alumnus. acara penutupan kemudian ditutup dengan berfoto bersama ummi, mudir, dan ustad.

sebelum para alumni meninggalkan ahmadul jariyah, panitia sejak dari awal sudah mempersiapkan berbagai macam hadiah bagi alumni yang mendapatkan keberuntungan. acara undi mengundi dipandu oleh ka nanang, kemudian mempersilakan ustad untuk membuka nomor undian yg pertama. ternyata irpan mendapatkan keberuntungan itu, seketika beberapa orang yang mengenalnya tertawa-tawa sebab ia mendapatkan sebuah sajadah, kemudian disusul 13 orang dengan hadiah yang berbeda-beda, spt. 1 bgkus mie, sarung sampai sabun cuci serbuk. tentunya bagi alumni yg tidak beruntung menjadi penonton budiman atas kebahagiaan mereka.

Para alumni belum diperbolehkan untuk meninggalkan pondok secepatnya, sebab ada satu acara puncak yg harus dibicarakan dengan serius, mengingat acara reuni akbar di ahmadul baru pertama kali diadakan, forum khusus alumni itupun aku buka dengan narasumber siapa saja boleh memberikan masukan dan kritikan untuk perbaikan acara reuni akbar selanjutnya. Setelah membuka forum, beberapa alumni memberikan masukannya dimulai dari pengurus IKAMAH (ketua: Abdul gani) saat ini. Aku pun menyempatkan waktu untuk mengenali beberapa alumni yang masih setia mengikuti acara reuni sampai bab akhir.  

Tiba-tiba mataku terhenti pada seorang wanita yang sedang asyik mendengarkan diskusi, kuperhatikan sejenak, semakin penasaran aku langsung mencari tau namanya, ternyata benar wanita itu adalah si DIA, ingin rasanya aku berlari ke kamar mandi minimal membasuh muka untuk menyambut kedatangannya. Pastinya kehadirannya dapat mengobati urat saraf yg mulai melemah. tapi sayang, keliatannya ia tak merasa ditunggu. di sela-sela diskusi aku mencuri waktu untuk memotret-motret wajahnya yg super natural.

hasil diskusi dirangkum dalam catatan kecil notulen, dari sekian banyak masukan sepertinya sudah cukup untuk menutupi kekurangan acara reuni akan datang. diantaranya adalah saling menjaga kontak (no. HP) dan alamat yang sudah didaftarkan sebelumnya, selanjutnya PR besar ini diserahkan kepada semua alumni dan pengurus IKAMAH baik sekarang maupun akan datang. akhirnya, kekuatan serta kesatuan alumnus ahmadul menjadi harapan besar sebagai penggerak kemajuan ponpes ahmadul jariyah. 

acara diskusi pun berahir dengan sorakan serentak IKAMAH JAYA. semua alumni membuat kegiatan masing-masing di berbagai tempat mengingat waktu menunjukkan untk makan siang. Khusus alumni lulusan thun 2006 mengambil tempat di labuhan. meski tidak hadir semua, tpi suasana obrolan kami melebihi dari 50 orang. sebelum berangkat kesana aku menyempatkan diri untuk bertemu dengan si dia di bawah tenda, ternyata ia ramah. obrolan kami tidak sebanyak yg diharapkan sebab dia jga harus menjawab beberapa pertanyaan dari alumnus berjenis laki-laki yg mengelilinginya. aku terus memandanginya sebab jarak diantara kami ckup jauh mngkin sampai 5 tahun, banyak sekali perubahan darinya terutama tai lalat mungil yg menempel di bawah idungnya. tak sempat meminta no HP nya, aku harus menyelesaikan pekerjaan yg tersisa. dan berharp nnti bisa ngbrol lagi.

makan bersama teman-teman seangkatan sangat jarang didapatkan, kesempatan ini pun dipergunakan untuk saling bertukar pikiran, informasi dan tawa. setelah makan, sakti nasution menyodorkan undangan pesta pernikahannya. tentunya ini menyindir orang-orang sekitarnya terutama linda, rosliani dan ahmad rivai naibaho. pertemuan kami berhenti pada pukul 02.00 wib. jefri dan sakti lagsung pulang mengarah ke pekan baru, sedangkan sisanya kembali ke ponpes. aku langsung kekantor dan melihat si dia sedang asik berfoto-foto dgn teman-temanya, ia menatapku kemudian tersenyum dan itu adalah senyuman terhangat.

lambat laun, satu persatu alumni meninggalkan ponpes. semoga kita (antar alumnus) terus menjaga silaturrahim seperti yang diajarkan nabi Muhammad SAW. Aaminn

MASIH SAJA TAK BOLEH (Lanjutan5)

hypnotic show merupakan acara penutup pada hiburan seni di malam minggu itu, penampilan ini mengejutkan semua hadirin, telebih khusus kepada saya yg selama ini belum mempercayai adanya hipnotis. Pertama ia (Awalauddin Siregar : lulusan tahun 2004) mengajak 6 orang  santri untuk menemaninya di depan panggung (para santri tidak mau, takut diapa-apain hingga terjadi saling tunjuk, saling dorong), bg Awal kemduian meminta dukungan dari para hadirin untuk menyemangati teman-teman mereka. ia pun memulainya, 6 orang santri tersebut patuh dan taat dengan apa yg diucapkan oleh bg Awaluddin. Perlahan tangan mereka menjadi pusat perhatian semua penonton, dimana tangan mereka membeku dan kaku hingga benar-benar berubah menjadi tangan yg keras seperti besi. setelah berhasil mereka dipersilakan menuju habitatnya. kemudian, 1 orang di panggil maju ke depan untuk pertunjukan yg kedua. seketika para penonton menganga, terkejut (homang) karena seorang santri langsung tidak sadarkan diri (tertidur) setelah dibisikkan bg awal. dalam keadaan tidak sadar, santri tersebut menjadi bahan komedian untuk para hadirin sekalian. 

sebelumnya, acara hiburan ini dibuka pada pukul setengah sembilan dimulai dengan nyanyian-nyanyian islami yg dipandu oleh grup nasyid santriat ahmadul jariyah. beberapa dari santriat menyumbangkan lagu-lagu terbaiknya, begitu juga dengan alumni diundang untuk memeriahkan acara hiburan tersebut. tiba-tiba bebarapa santriat dengan kostum berbeda muncul di atas panggung lengkap dengan peralatannya. botol yg mereka bawa kemudian ditampakkan ke semua penonton dengan semangat dan riang, ternyata itu sebuah ucapan terimakasih kepada sponsor yg mendukung acara itu. tepuk tangan dan suara riuh menyambut kemeriahan malam minggu itu, malam yang penuh cerita. semua penonton terlarut dalam alunan permainan yg disuguhkan para santri/at ahmadul seakan lupa sesaat akan masalah di rumah, kampus, pacar, utang dll.

penampilan pantomim membuat para penonton tak berpindah tempat. mata mereka berfokus pada orang yg mukanya ditutupi dengan bedak/tepung tebal berkostum hitam putih. awalnya memang sulit untuk menebak pesan apa yg mereka tampilkan di atas panggung mengingat pantomim merupakan hiburan tanpa suara melainkan gerak tubuh saja. namun diantara penonton satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan orang ada yg tertawa seakan mereka mengerti atau bahkan ada murid yg mereka kenal diatas panggung. lambat laun ceritanya dapat dinikmati oleh mayoritas penonton, dan ternyata mereka menceritakan murid-murid bandal yang tak menghiraukan gurunya yang sedang menjelaskan pelajaran didalam kelas, alhasil mereka pun di kenai hukuman oleh sang guru. ekpresi kesakitan mereka yang berbeda-beda mengundang tawa para hadirin.

para hadirin kemudian terdiam sejenak, beberapa menit mereka menjadi batu. mereka terharu dengan puisi yg dibacakan oleh duet santriat. mereka datang dari sudut kiri dan kanan. bait per bait mereka ucapkan dengan jelas dan lantang. mereka bercerita tentang arti sebuah sahabat, tema yang sangat cocok untuk acara reuni akbar untuk mengulang kenangan masa lalu dengan teman sekamar dan sebangku dan membandingkan apa yg terjadi saat ini. aku melihat sudut yg sulit ketika salah seorang pembaca puisi merendahkan suara dan badannya hingga ke lantai. sampai mereka meninggalkan panggung aku masih merenung.

tak sampai disitu acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan pop song, lagu ini dipersembahkan khusus untuk seluruh alumni ahmadul jariyah dimanapun berada. karena dianggap penting, lagu itu kemudian diulang sekali lagi agar para alumni ahamdul cinta akan almamaternya. malam semakin diam, sepi, sunyi, mengingat semua alumni memilih diam dan mencoba memaknai arti lagu tersebut. kemudian acara selanjutnya adalah acara yang tak pernah tinggal di setiap muhadoroh, yaitu komedi. para pemain terlihat percaya diri ketika memasuki panggung. terbukti suguhan mereka benar-benar mengocok perut, tak ada suara selain tawa yg terdengar. ceritanay memang klasik, seorang anak yang bandal dan tidak mau mengikuti kemauan orang tuanya untuk belajar di pesantren, sampai ayahnya meninggal, baru ia sadar bahwa belajar agama itu penting. kemudian, ia menghadap ibunya untuk meminta ijin belajar di pesantren. ketika sang ibu menanyakan akan dimana sekolahnya, ia menjawab sekolah yang terkenal itu mak yang dikotapinang itu, ahmadul jariyah. tentunya semua penonton bangga mendengarkannya.

ada satu penampilan yang menegangkan, yaitu penampilan dari santri yang berkostum putih-putih (taekondo) memasuki lapangan, pertama mereka memberi hormat lalu memainkan api dengan dengan mulut. penampilan itu kemudian membuat para penonton beranjak dari tempat duduk, mereka berbondong-bondong mengambil tempat paling depan bahkan tidak sedikit yang mengabadikan penampilan tersebut (sayang HP ku tak ada kameranya). ada pepatah yang mengatakan "jangan bermain-main dengan api" ternyata pepatah itu tidak untuk para pendekar-pendekar itu. keliatannya mereka sangat mahir melakukannya meski mereka masih kecil. penampilan itu menjadi penampilan dari santri.

sekarang giliran para alumni menampilkan apa yang mereka punya. aku kemudian memanggil bang sapriadi siregar (lulusan 2003) untuk menyanyikan sebuah lagu. ia kemudian naik keatas panggung dengan tangan kosong (mengingat alat musik gitar belm diperbolehkan). setelah menyapa para penonton ia memulai dengan lau dari bg iwan dengan judul ibu. kemudian lagu kedua pastinya aku lupa judulnnya namun suaranya tetap bagus. kemudian dilanjutkan dengan acara stand up comedy. tanpa persiapan dan perencanaan aku memanggil tesen, buktinya sampai tiga panggilan baru ia mau menuju panggung dengan hati yang campur aduk. ia bercerita tentang dirinya kampungnya dan sekolah ahmadul tentunya dengan gaya dan bahasanya sendiri sehingga para penonton tertawa terbahak. komedian selanjutnya adlah badaruddin harahap. ia juga berhasil membuat para penonton menampakkakn giginya masing-masing. aku membujuk antara alumni agar menampilkan sesuatu, dan tidak berhasil sampai bg awaluddin mau mempertunjukkan yang ia miliki.

setelah melewati beberapa kegiatan, semua alumni dipersilahkan untuk mendaftarkan diri bagi yang ingin menginap di ahmadul, kelas-kelas yang disiapkan panitia siap menampung para alumni. beberapa diantara mereka masih berkumpul dengan teman seangkatannya, tentunya banyak hal yang harus diungkapkan. aku memilih duduk sambil ngobrol dengan senior di depan kantor. meski mata sayu, badan capek, lepek, aku masih menyisihkan waktu menanyakan ketidakhadiran si dia. pastinya akan menjadi pengobat jika ia ada di samping....

malam semakin larut, waktunya tidur sebab masih ada kegiatan esok hari.

(bersambung).

TIANG VOLLEY (Lanjutan4)

Sholat ashar berjamaah telah selesai dilaksanakan, saatnya menunggu panitia mempersiapkan beberapa peralatan olah raga untuk dipakai dalam kegiatan pertandingan antar angkatan. Adapun bidang olahraga yang disiapkan panitia adalah bola volley, badminton dan sepak bola. Lapangan Volley menjadi pusat perhatian beberapa santri karena berada di depan asrama mereka dan ini juga merupakan olah raga favorit sebagian besar santri ahmadul jariyah. Beberapa alumni datang ke lapangan dengan kostum lengkap (kayana ada yang baru beli), seperti bg Ikbal Hanafi Hasibuan (alumnus lulusan tahun 2001) datang dengan baju setan merah (MU) lengkap dengan tulisan sponsornya AON (NOA), di sisi lain ada juga bermain volley yang masih mengenakan baju kemeja, celana bahan lengkap dengan sepatu pantopelnya.

Sedangkan untuk lapangan badminton dikuasai penuh oleh lulusan tahun 2006. “Meski aku tak mahir memainkannya yang terpenting adalah dapat mengalahkan lawan”. Jawab Irfan Rifai saat diwawancarai panitia. Di sudut ujung lapangan terlihat dua orang sedang melakukan pemanasan, spt lari-lari kecil, lompat-lompat (macam betul aja). Demi meraih kemenangan, para pemain menampilkan permainan terbaiknya meski terkadang terlihat ada tawa-tawa kecil di bibir mereka. Bola terus melambung di udara walau dalam posisi out, bola masih saja tetap dipukul hingga bola benar-benar meninggalkan lapangan dengan jarang yg jauh.

Kemudian kemeriahan di lapangan sepak bola tetap dikuasai oleh kaum adam, beberapa ustad ikut bergabung dengan alumni. Keceriaan, dan kebahagian tampak jelas di wajah mereka, mengingat beberapa tahun silam sangat sulit untuk mencari lapangan sepak bola. Lapangan yang dulunya dipenuhi dengan rawa dan pohon sawit kini menjadi lapangan sepak bola yang luas dan datar lengkap dengan gawangnya. Sedangkan untuk kaum hawanya lebih memilih untuk mengobro-obral daripada mencari keringat, pusat obrolan mereka berada di bawah tenda meski sebagiannya berceceran di berbagai tempat, seperti masjid, di bawah pohon, di kantin, dan di pondok-pondok ahmadul yang berada di pinggir jalan raya. setelah memperhatikannya, ternyata si DIA belum nongol juga. (aduh)

Lain lagi dengan apa yang terjadi di dalam masjid ahmadul, seluruh kelas tiga tsanawiyah dikumpulkan dan diberikan arahan dan motivasi oleh alumni lulusan tahun 1999 (bg Amrul Hazari) asli Simonis. Mereka tampak serius mendengarkan materi yang diberikan oleh bg Amrul, diskusi ini bertemakan tentang kepribadian dan pembangunan karakter. Setelah beberapa jam, diskusi ini pun akhirnya ditutup dikarenakan waktu menunjukkan untuk mandi dan bersiap sholat magrib. begitu juga dengan para alumni sibuk mencari perlengkapan mandi. tapi tidak sedikit yang mengulang masa lalunya di ahmadul dengan cara meminjam perlengkapan alat mandi mulai dari sabun sampai handuk (mudah-mudahan tak ada eser-eser).

setelah sholat magrib, semua alumni dipersilakan makan di tempat biasa, (atas nama panitia, kami memohon maaf karena kurang memperhatikan lightingnya). makan malam itu pun terasa seru dan mengasyikkan. di sela-sela makan, banyak yang bertanya kepadaku tentang acara selanjutnya, aku menjawab dengan singkat acaranya hiburan seni antara santri/at dengan alumni ahmadul, kalau mau tau persisnya jangan pulang dulu, liat aja nanti pasti seru dan mencetarkan.
bersambung....

AGAK SERIUS (Lanjutan3)

Tak segan-segan sang surya menusuk-nusuk ubun para hadirin reuni akbar, wajah teman memerah akibat tamparan sadis matahari. Kondisi ini memaksa sebagian besar laki-laki membuka kancing baju paling atas dan berharap hembusan angin menyejukkan badannya. Meski panas, dan gerah, semangat para hadirin tidak luntur untuk mengikuti acara selanjutnya, mereka masih duduk ditempat yg disediakan dengan rapih sepertinya acara selanjutnya agak sedikit serius. Bangku-bangku yang disediakan sudah terisi penuh. Hal ini membuktikan kl acara siap dilaksanakan. (berangkaaaaat)

Di atas panggung terlihat tiga orang pemuda dalam posisi duduk. Pemuda yang duduk di tengah adalah pemandu acara diskusi publik atau biasa disebut dengan moderator. Namanya Ridwan Munthe alumni Ahmadul lulusan tahun 2007 (kl gk salah sewaktu kelas 1 aliyah ia bagian dari kismul amni), ia merupakan lulusan UIN Syarif hidayatullah Jakarta, sekarang ia menjabat sebagai ketua komunitas mahasiswa sumatera utara (KMSU) Jakarta. Kemudian, di samping kanannya dengan mengenakan peci hitam merupakan ketua kismul amni pada tahun 2005 (kala itu Ridwan Munthe menjadi anggotanya). Namanya adalah Ramahadin Damanik bin …….. Damanaik, sekarang ia sedang menjalani proses kuliah s2 di UIN sunan kalijaga Yogyakarta dan sedang menjabat ketua ikatan keluarga pelajar dan mahasiswa sumatera utara Yogyakarta. Kemudian di sebelah kiri dengan berbaju putih bergari-garis biru merupakan alumni ahmadul jariyah angkatan 1994, sekarang ia merupakan kepala bagian HUMAS di Kampus UNIMED, dan namanya adalah bg Tappil Rambe. Diskusi kali ini bertemakan “peluang dan tantangan alumni pondok pesantren”.

Kedua pemateri ini mampu menyihir perhatian semua peserta diskusi yang terdiri dari seluruh santri/at, alumnus dan para ustad. Terlihat jelas ketika bg Tappil Rambe (sub Tema: peluang dan tantangan di bidang masyarakat) memulai disikusi dalam posisi berdiri, semua pasangan mata audience tertuju padanya. Peserta kemudian larut dalam materi yang diberikan. (video menyusul) kemudian, microphone diberikan ke pemateri kedua dengan sub tema peluang dan tantangan di bidang akademik. Meski aku tidak mendengarkan semua bahasan-bahasannya, tapi aku melihat para peserta diskusi mendengarkannya dengan baik seakan-akan mereka lupa akan panasnya cuaca hari itu.

Setelah memberikan materi, peserta diberikan kesempatan emas untuk bertanya. Ustad qusoy memerintahkan ketua OPPAJ putra/I (Gunawan dan Nurul) untuk bertanya dan tidak bisa ditolak. Selain itu beberapa santri juga menanyakan berbagai hal seperti adek kecil kelas dua tsanawiyah menanyakan kiat-kiat untuk menjadi orang sukses, disambung dengan santri yg menanyakan kenangan manis dan pahit selama sekolah di Ahmadul Jariyah, hal ini tentunya mengundang tawa alumnus sebab kenangan di ahmadul tak kan pernah habis untuk diceritakan, dan yang paling menarik adalah perdebatan antara pemateri dengan ketua OPPAJ putra tentang kekerasan dan hak perlindungan anak.

Batas waktu yang diberikan panitia tidak dihiraukan lagi, itu dikarenakan banyaknya dukungan dan partisipasi dari setiap kalangan untuk mengikuti acara diskusi ini. Hingga pada pukul 15.15 diskusi baru kemudian ditutup oleh moderator. Kemudian, para santri bubar dan berlarian guna mempersiapkan diri untuk melaksanakan shalat Ashar berjamaah. Alumni yg masih duduk-duduk di bawah pohon memperhatikan tingkah-tingkah dari santri, satu diantara alumni mengambil microphone (menirukan gaya kismul amni) dan mengucapkan bi sur’ah ana ahsub hatta khomsah. Pastinya ia mengulang memori beberapa tahun yang lalu, atau bahkan ia mengulang memori dirinya sendiri yang harus berlari sekencang-kencangnya ketika mendengarkan kata-kata Arba’ah wa Khom…..
(kita tidak tahu. Hehehehe)
Bersambung

ADA KENANGAN (Lanjutan2)

Solatullah salamullah ala toha rosulillah,,, adalah sebuah lagu populer yang mengiringi acara salam-salaman antara alumnus dan ustadj/ah. Dimulai dari pojok kiri Ummi menyambut hangat tangan para alumni dengan senyumnya yang sangat  khas dari dulu. Satu persatu ia memperhatikan wajah para alumni yang dulunya merupakan pelanggan tetap setiap bulannya untuk membayar uang makan, SPP, dll. Tapi sayang, sekarang Ummi dan Buya tak mampu lagi menyambut tangan para alumni dengan posisi berdiri  dikarenakan faktor usia. (Saat ini Buya sudah berusia 76 tahun sedangkan Ummi berusia 66 tahun). Syair-syair itu semakin kencang diikuti oleh santri/at Ahmadul Jariyah, mengingat para alumni berbondong-bondong menanti giliran untuk dapat bersalaman dengan pimpinan yayasan dan para guru.  Banyak diantara guru yang hadir saat itu tidak asing bagiku (terutama 2 ustajah itu Aisyah, dan mursidah ditambah lagi dengan bendahara muda dan berbakat yaitu Sarah Novita, semuanya bermarga Rambe), dan tidak sedikit pula guru yang baru berlabuh dipesantren ini. Meski begitu, semuanya hanyut dalam suasana suka cita.

Setelah bersalaman, setiap angkatan alumni dipersilahkan untuk foto bersama rekan-rekannya (atas nama panitia, kami memohon maaf jika ada angkatan yang tidak dipanggil oleh panitia). Kegiatan ini akan dijadikan sebagai dokumentasi di ponpes Ahmadul. Perasaan senang tampak jelas di wajah alumnus, per angkatan pun sibuk mencari temannya untuk berfoto bersama kemudian mencari background sendiri. Berbagai gaya mereka tampilkan, mulai dari lompat kodok, menutupi muka temannya, istirahat di tempat, dan yang paling lajim adalah dua tanduk kelinci. Lebih jelasnya fotografer yang lebih tahu siapa diantara mereka yang tahu gaya dan tidak.

Waktu menunjukkan pukul 12.15 WIB, matahari berdiri tegak seakan-aka nia marah kepada alumnus yang belum memasuki masjid guna menunaikan salat zuhur berjamaah dengan adik-adik pesantren. Seperti biasa ayat-ayat suci diperdengarkan lebih dahulu sebelum azan dikumandangkan. Sekarang masjid itu sudah disulap. Lantainya berubah menjadi keramik putih bersih, sound system di dalam masjid juga sudah ada, tabir hijau itu pun sudah hilang digantikan dengan papan-papan beroda. Kemudian papan tulis yang berisikan nama-nama khatib setelah sholat lima waktu juga hilang. (usulan. Sebaiknya dipasang CCTV di depan masjid agar tidak adalagi pencurian sandal swallow.hehe).

Walaupun fisiknya berubah, goresan kenangan di masjid belum bisa kulupakan.  contohnya, Ketika itu temanku (namanya dirahasiakan) tidak bangkit-bangkit dari sujudnya dikarenakan ketiduran. Begitu juga dengan temanku yang lain ketika mengaji bersama sehabis solat subuh punggungnya dipukul dengan sajadah oleh bagian ibadah, itupun dikarenakan ketiduran. Memang ketiduran menjadi musuh nyata bagi bagian ibadah.

Setalah salat, semua golongan dipersilahkan untuk menyantap makan siang yang disediakan di tiga tempat. Para ustad dipersilahkan terlebih dahulu kemudian disusul alumnus. Pihak pesantren menyediakan menu yang baik untuk masa pertumbuhan. Menunya adalah daging lembu, sayuran dan ikan asin. Tidak segan-segan sebagian dari alumni bolak balik ke meja makan untuk menambah makanannya. Di sisi kanan dan kiri adalah pemandangan yang paling indah, dengan disipilin tanpa komando para santri/at mengantri panjang lengkap dengan piring, sendok dan cangkirnya, sesekali mereka memukul-mukul piringnya sehingga mengundang tawa kepada alumni yang menyaksikan kejadian tersebut. Aku pun lalu mengingat-ingat nomor piringku dulu, ternyata aku tak mampu, yang ada dibenakku hanyalah piring yang bernomor 501 (itu adalah milik teman se asramaku Ahamd Rivai Naibaho, semoga piring itu masih ada).

Namun hal yang menarik bagiku adalah ketika sebagian dari alumni mengobrol asyik dengan lawan jenis dan mereka pun saling tukar nomor HP. Dalam pandanganku tidak sedikit alumni yang melakukan hal ini ketika makan siang. Sementara Pandanganku semakin liar mencari wanita yang kutunggu, aku mulai tak bersemangat, sebab sampai siang itu aku belum menemukannya, bahkan bau-baunya juga belum tercium…
(bersambung)

WELCOME ALUMNUS (Lanjutan1)

Pembukaan acara reuni dimulai dengan atraksi hebat dari para pendekar santri ahmadul. dengan apik mereka menampilkan seni bela diri Taekondo. diiringi dengan musik yg khas, semua mata penonton tertuju kepada mereka, setiap sudut pesantren tampak dukungan dari santri memuji penampilan mereka. menurut informasi, mereka mempersiapkannya dalam dua hari, meski begitu penampilan mereka disambut meriah oleh para pemirsa, terlebih pada Buya, Ummi, Mudir, Ustad dan Ustajah. begitu juga dengan para alumni serentak berdiri dan tersanjung ketika para pendekar menampilkan satu persatu huruf WELCOME ALUMNUS (video menyusul). sambutan yang mengejutkan itu mencairkan suasana acara pembukaan reuni akbar.

Pembukaan reuni akbar secara formal dimulai dengan pembacaan ayat suci alquran. Muhammad Faisal (nama facebooknya Dg'fains Isal) menjadi qori pada acara tersebut, kemudian dilanjutkan doa yang dilantunkan oleh ustad Yunan, berikutnya disambung dengan Hymne Ahmadul Jariyah (all audience diminta berdiri, mataku tertuju pada Ridwan Pohan, dengan menutup mata, kepala menunduk, diam-diam ia mengikuti syair-syair Ahmadul Jariyah). Kemudian dilanjutkan dengan kata-kata sambutan. dimulai dengan kata sambutan dari ketua panitia, saya pun maju menuju podium (dari atas podium, aku melihat beberapa alumni senior (sprti angkatan bg Raffi Ahmad Tanjung) memasuki lapangan, hal ini tentunya membuat aku bersemangat memberi sambutan, meski diantara mereka ada yg pernah menghukumku dikarenakan aku lupa b.inggris BENJOL). Selanjutnya sambutan dari alumni (bg Tampil Rambe angkatan 94, sekarang ia menjadi kepala bagian HUMAS di UNIMED), dalam sambutanya, dengan suara yg lantang ia mengatakan bahwa "ia malu karena alumni datang dengan tangan kosong, ini menjadi PR kita bersama untuk reuni akbar ke depan".

sambutan dari ustad Qusoy Lubis menyarankan kepada alumni agar tetap menjaga akhlak sebagai alumnus pesantren. lalu, Mudir mengatakan dalam sambutannya bahwa dalam catatannya alumnus ahmadul jariyah sudah mencapai kurang lebih 1000 orang. setelah memberi sambutan, mudir menuju beduk yg disediakan panitia untuk membuka acara reuni akbar dengan resmi. pada kesempatan ini, dengan bantuan beberapa ustad, Buya bersama Ummi diantarkan ketempat yg ditentukan. sebelum memukul beduk, terdengar jelas Buya mengatakan "potuk sajo ma sungini". akhirnya beduk dipukul secara bergantian oleh buya dan ummi menandakan acara reuni siap dimulai.

acara selanjutnya yaitu ulang tahun Ahmadul Jariyah yg ke-25, kali ini ustajah Tialam yang memberikan kata sambutan (ustajah yg sampai saat ini masih mengajar di Ahmadul dimulai dari pertama kali pesantren dibangun). dengan sangat emosional ustajah Tialam menceritakan kondisi pesantren 20 tahun tahun yg lalu. acara tersebut dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng. tumpeng pertama diberikan ummi kepada ustajah Tialam, suasana saat itu saat mengharukan dan sangat menyentuh ketika ustajah tialam memeluk erat tubuh Ummi sambil mengeluarkan air mata. ka Leli, ka Samsiati (angkatan kedua Ahmadul Jariyah) juga ikut menangis saat memeluk Ummi. kemudian dilanjutkan dengan salam-salaman antara alumni dengan Buya, Ummi, Mudir, dan Ustd/ah. tentunya bersalaman dengan para punggawa pesantren mengulang banyak memori di benak kita. (bersambung)

KURSI KOSONG


Hari acara reuni akbar yang ditentukan panitia telah tiba, aku bersama Tesen siregar segera menju ponpes ahmadul jariyah. sesampai digerbang ahmadul kami disambut dengan spanduk yang bertengger di atas pohon dengan ucapan selamat datang alumni. kami berdua langsung menuju meja tamu, senyum lebar panitia menyambut kedatangan kami, (ternyata Tesen geer, dia kira senyuman itu ditujukan padanya). panitia penyambut tamu sangat bersahabat, ramah, dam menuntun kami apa yg harus kami lakukan. pertama, kami mengisi formulir sebagai pendataan Alumni. kedua, kami diberikan sebuah pin yang bergambarkan pimpinan ponpes yaitu buya dan ummi yang kita kenal. ketiga, kami dianjurkan untuk mengisi kotak donasi yang disiapkan di meja tamu (maaf ya panitia kami tak mengisinya. hehe). terakhir, kami menulis pesan untuk kemajuan ponpes, kemajuan alumni dan ditempelkan di papan tulis tersebut.

Tak lama kemudian, seorang pemuda dengan sepeda motornya berhenti tepat didepanku. tinggi, besar, namun ia masih menyimpan wajahnya di balik helmnya. kami pun tak penasaran dan langsung buang muka, melihat kejadian itu, dan merasa dicuekin pemuda tersebut langsung buka helm dan memanggil nama kami dengan senyum lebar lalu mendekati dan langsung memukul saudara tesen, ternyata pemuda itu adalah Ramahadin Damanik, aku pun langsung memukul nya begitu juga sebaliknya (adalah sebuah kebiasaan angkatan alumni 06, pukul memukul ketika bertemu, setelah itu baru ketawa terbahak-bahak sampai muntah).

setelah melepas kerinduan, kami masuk kedalam pesantren, kiri kanan kulihat sdah banyak yg berubah, melihat masjid yg berubah, teringat kembali satu memori tentang aku kehilangan sendal swallow sehabis sholat, kesebelah kiri teringat kembali tentang aku yang di hukum pagi pagi menghadap asrama papan santirat. sampai di lapangan kami menyalami semua ustad dan ustajah yang dikelilingi para santri/at ahmadul, terpancar cahaya semangat di wajah mereka. kami pun menikmati hiburan nasyid yg masih eksis di ahmadul. setengah jam kami menikmatinya, tiba-tiba ustad Juhri menanyakan kepada saya dimana alumni yg lain syid, ko belum datang. aku langsung menjawab para alumni masih dijalan menuju kesini tad. serentak kami bertiga mengambil HP masing-masing dan menanyakan kembali keberadaan alumni yg lain, jawabannya berbeda-beda ada yg menjawab, masih dijalan, baru mau mandi, baru bangun, bahkan masih ada yg bingung acaranya dimana.

dengan alasan lapar kami bertiga mencari warung, kami pun ngbrol-ngbrol sampai tak enak, kami kembali masuk ke ahmadul. sampai dipesntren, kami terjekut, ternyata belum ada alumni yg datang. rasa gelisah terus menghantui kami, tiba-tiba MC nasyid mengatakan al mugonnial bakdah ila akhinas sogir tesen siregar wa ramahadin (lumayan ada hiburan). awalnya mereka menolak, MC terus-terusan memanggil nama mereka, ditambah sorakan dari santri/at membuat mereka tak nyaman. dengan PD ramahadin naik (meski ia tahu bagaimana kualitas suaranya). alhasil sorakan dari santri/at tak berhenti mengiringi lagu yg dibawakan mereka dengan jdul jilbab putih.


waktu menunjukkan jam 09.00. aku langsung ke rumah buya dan menghadap mudir dan meminta agar acara pembukaan reuni diundur sampai jam 10.00. ternyata bg Tampil rambe ada diantara mudir, buya dan ummi (angkatan 94 datang lebih awal, sampai di kotapinang pada pkul 12.00 mlam hari). setelah mendapat ijin, aku pun meningglkan forum tersebut. tepat pukul 10.00, acara pembukaan pun dimulai, alhamduillah alumni dari berbagai angkatan sudah mulai mengisi kursi-kursi yang kosong, dan acara pembukaan pun dimulai. Bersambung.........
 

Blogger news

Blogroll

About