Internet positif
Suara gaduh yang terjadi didalam
ruangan pak manager mencairkan suasana baku hari kerja siang itu. Para karwayan
sekitarnya saling berpandangan dan berbisik menandai pak manager sedang marah,
mereka juga berprasangka yang tidak- tidak sebab selama ini ruangan pak manager tidak pernah terdengar suara
gaduh. Tanpa komando, para karyawan berbondong-bondong membentuk lingkaran
tepat di depan pintu ruangan yang berposisi di pojok kanan kantor. Usaha mereka
untuk mengintip kejadian ternyata sia-sia dikarenakan pintu tertutup rapat.
Suara pak manager semakin keras, kata-kata makian, hinaan yang dilontarkan
sungguh tidak enak untuk didengar, dan kata-kata itu tidak pantas rasanya
dikeluarkan oleh sang manager. Para karyawan tetap saja berdiri didepan pintu,
diantara mereka tidak ada yang berani masuk untuk melerai. Tiba-tiba saja pak
manager keluar, mukanya merah, berkeringat, ia kaget dengan keramaian para
karyawannya. Ia pun langsung menghilang begitu saja.
Para karyawan mengintip siapa korban tersebut,
atas inisiatif sendiri mereka langsung menggotong si korban ke klinik terdekat
milik perusahaan tersebut. Beberapa
orang kembali ke merja kerjanya dengan rasa penasaran yang tinggi, dikarenakn
itu mereka masih asyik mengobrol tentang kegarangan sang manager ketika
melepaskan amarahnya. Namun, alasan sang
manager melakukan hal tersebut belum diketahui pasti, sebab sang manager
kembali menutup ruangannya, serta 2 orang yang menghantar sikorban belum lagi
kembali ke kantornya. Anto dan Dani mengamati luka-luka yang di wajahnya,
pipinya yg putih kini menjadi biru, darah yang mengalir dari bibirnya kini
berhenti berkat pertolongan sang dokter. Hasil pembicaraan mereka dengan dokter
bahwa sikorban mesti dirawat inap selama satu malam mengingat kesehatan sang
korban. Mereka berdua hanya bisa mengangguk saja sebab si pasien belum bisa
diajak berbicara dengan normal. Mereka berdua pun bertekad untuk menjaga
sikorban sampai besok pagi. Dani pun langsung menelpon teman sekantor untuk
mengantar tas mereka ke klinik tersebut setelah jam pulang kantor. Rasa heran
menempel di benak mereka berdua sebab sikorban belum menyadarkan diri meski
waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Andi memanggil dokter, setelah
memeriksa bagian yang terpenting, sikorban pun tiba-tiba sadarkan diri, bingung,
dan resah. Si dokter kembali mempersilakan untuk beristrahat, namun sikorban
ngotot minta pulang saja, dia merasa kalau dia baik-baik saja.
Atas permintaannya,
sang dokter pun tak bisa memaksa si korban untuk tetap menetap di atas
kasurnya. Akhirnya, setelah menerima resep dokter, Andi dan Dani pun mengantar
sikorban kekosannya yang berada dipinggir kota. Sesampainya dikosan, Dani langsung membuka pertanyaan
yang sudah disimpannya berjam-jam.
Dol, kenapa kau dipukul?
Doli mulai jawabannya dengan
membakar satu batang rokok yang tersisa. Begini ceritanya, sambut doli.
2 hari yang lalu saya kedapatan
menonton bokep di ruangan pak sani, ketika itu ia tidak marah, malah ia
tersenyum kepadaku, aku pun membalas senyumnya, lalu ia pergi tanpa sekapur
sirih. Kemudian, tadi siang aku melihat pintu pak manager terbuka, aku
mengeceknya ternyata ia sedang duduk asyik bersama lapto kesayangannya. Aku pun
langsung mengetuk pintunya, kemudian masuk. Pak manager menanyakan
kedatanganku, dan aku tidak menjawab apapun. Aku langsung menghampirinya dan
melihat monitor laptopnya sambil tersenyum, dan aku berkata padanya.
Oh, kirain bapak sedang nonton
bokep.
Mendengar jawaban itu, pak manager
tersinggung, ia langsung berdiri, dan mengayunkan tangan kanannya ke pipiku,
aku pun langsung minta maaf, ternyata itu sudah terlambat. Entah setan apa yang
merasuki tubuh pak manager sehingga tiada hentinya ia memukuliku, bagian
wajahku menjadi bagian favorit baginya hingga biru begini.
Mendengar cerita itu, Andi dan Dani
pun tertawa terbahak-bahak sampai batuk-batuk.
Dua hari setelah kejadian
tersebut. Doli kembali memasuki kantor, sebagian para karyawan marah-marah
kepadanya dikarenakan dari perbuatannya 4 hari yang lalu berdampak pada
pemblokiran situs-situs porno favorit mereka.
Liat ni, gara-gara kau situs porno diblokir.
Doli pun membalasnya dengan
senyuman.
No comments:
Post a Comment