Itulah
hebatnya Bodrex
Seorang ibu cantik
duduk tenang di depan teras rumah yang baru selesai direnovasi pada minggu lalu,
tatapan mata ibu itu tidak terlihat sedang memandang sekitar pekarangan
rumahnya, tidak juga memerhatikan orang yang berlalu lalang di depan rumahnya,
bahkan seorang tetangga dihiraukannya saja ketika mendengar namanya dipanggil-panggil.
Matahari saat itu memang sedang marah, panasnya bertubi-tubi membuat para
muslim yang berpuasa saat itu merasakan harus dengan ekstra menahan dahaga yang
mereka alami. Namun, tidak pada ibu itu, ia tidak mengeluh, ia bahkan semakin focus
dengan apa yang dikerjakannya. Berkali-kali ia merasakan kesal sendiri,
mengomel sendiri dikarenakan hasil jaitan tangannya tidak sempurna. Terkadang ia
juga mengaduh dikarenakan jarinya tertusuk dengan tidak sengaja.
Dikarenakan benangnya kurang, si ibu kembali masuk
kedalam mengambil benang 10 gulung warna warni. Se sampai di tempat duduknya si
ibu malah kehilangan jarumnya, ia tengok kiri- tengok kanan juga tidak ada, ia
perhatikan juga depan belakangnya, sangking seriusnya si ibu mencari jarumnya
sampai ke dapur (padahal ia belum pernah ke dapur). Dalam misi pencariaannya,
ia ingat masih ada sisa satu jarum lagi di kamarnya, lalu ia mengambilnya dan
kembali ke depan rumah.
Si ibu berteriak, nak , kau apaain benang-benang
ibu itu,
Biasa bu maen layangan, jawab si anak
Ibu pun pasrah dengan kelakuan anaknya. Ia pun
kembali mengambil benang. Dalam hatinya terus menerus mengomeli anaknya. Sesampai
di tempatnya, si ibu mulai bisa tersenyum. Ia sudah memiliki jarum dan benang,
dan ia pun mulai menjahit. Tiba-tiba
baju yang ia jahit hilang, ia marahnya bukan main, ia langsung berdiri, dan mengangkat
bendera peperangan bagi siapa yang
mencuri bajunya.
Ooo, ternyata kamu yang nyuri baju itu, kamu
maunya apa sih. Mau berantem ayo, mau adu panco ayo.
Si anak bingung, dan menjawab puasa mah puasa.
Mamah capek-capek menjahit malah dijadikan lap
motor butut begini.
SI anak belum sempat meminta maaf, si ibu terus
berpaling dan kembali ke tempatnya. Namun tepat di depan pintu rumah si ibu
malah terjatuh karena lantai licin, si ibu bangkit sendiri, namun si anak
menertawakan ibunya yang merasa kesakitan,
Kenapa ketawa?
Itu mah, jarumnya masih nempel di idung, si anak
makin girang,
Mendengar itu, si ibu langsung mencabutnya dan
mengomel lagi, anak kurang ajar tau ibunya malah di ketawain, kalau begini cerita saya gk mau jatuh lagi.
Tak berapa lama si ibu diam sejenak, namun si anak
melihat ibunya memegang-megang kepalanya, dan bertanya.
Ibu kenapa?
Gk kenapa-kenapa nak. Cuma pusing aja.
Lalu si ibu bergerak dari bangkunya menuju dapur,
lalu menuangkan air putih ke dalam satu gelas penuh, kemudian si ibu mengeluarkan
obat sakit kepala (Bodrex) dari box yang ada di dapur, lalu meminumnya. Si anak
memperhatikan kelaukuan ganjil ibunya ini. Setelah si ibu minum Bodrex, si anak langsung
bertanya
Ibu kenapa minum obat? Bukannya ibu sedang puasa?
Si ibu pun menjawab dengan lembut sambil mendekatkan bibirnya ke kuping anaknya,
Itulah hebatnya Bodrex nak, bisa diminum kapan
aja.
mendengar jawaban dari si ibu, Si anak mengangguk-angguk saja sampai beduk magrib.
Selamat Berpuasa Kawan
No comments:
Post a Comment