MUNGKIN SALAH
Surat undangan bertubi-tubi mendatangi rumah, undangan ini
mengalahkan banyaknya undngan pernikahan dibulan lalu. Kali ini, undangannya
bersifat memperingati maulid nabi besar Muhammad SAW. Tradisi ini memang
menjadi kegiatan masyarakat untuk kembali mengenal prinsip-prinsip kehidupan
nabi besar muhammad SAW, selain itu juga masih banyak sifat yang harus
ditauladani dari beliau, sifat jujur, amanah, tabligh dan fathonah merupakan
sifat yang melekat dalam diri nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama islam. Lebih
jelasnya ustad/penceramah yang akan menjabarkannya.
Dalam hitunganku ada sekitar 6 remaja masjid di sekitar
kecamatan sungai kanan mengadakannya yaitu remaja masjid kp. Lama, perumahan
ujung gading, hajoran simaninggir, sigadung laut, ujung gading (bandar palas) dan
simandiangin. Tentunya nama daerahnya akan menggelikkan bagi yang belum
mengenalnya. Dari semuanya, setiap remaja masjid mempunyai keunikan
masing-masing dalam melaksanakannya.
Seperti perumahan ujung gading, menambahkan adanya pidato
cilik yang memiliki bakat dalam menyampaikan syiar islam. Sigadung laut menghibur penonton dengan nasyid
atau yang biasa disebut band tampar menggunakan lagu-lagu kekinian. Panitia
hajoran simaninggir harus berjuang Melawan derasnya hujan hingga memindahkan
tempat kegiatan kedalam masjid, masyarakat ujung gading terbahak ketika
pemudanya melakukan aksi drama komedi di atas panggung. Simandiangin memanjakan
penontonnya dengan adanya persembahan volk song serta puisi, dan ketua remaja masjid kp. Lama
berhati-hati dalam sambutannya karena takut terulang seperti tahun lalu karena
tak menyebut nama remaja masjid yang berhadir.
Selain itu, pembacaan Albarzanzi sepertinya menjadi
kewajiban panitia untuk menyiapkan para pelantunnya. Bagaimana tidak, dalam
kitab tersebut tertulislah kisah nabi muhammad SAW, dan ketika para hadirin
mendengarkan kalimat “SALLALLAHU ALA MUHAMAD seterusnya, maka para hadirin
serentak berdiri dan saling jawab antara pelantun dan hadirin. Disela-sela
solawat itu, datanglah para panitia membawa bunga rampai yang dibagikan kepada
seluruh hadirin yang berhadir. Baunya wangi dan bisa menjadi minyak wangi.
Nah, mencari pelantun/pembaca albarzanzi untuk kalangan
pemuda khususnya kaum hawa saat ini sulit ditemukan, ya seperti dikampung saya,
hanya ada tiga orang yang mau belajar, dan belum mau tampil didepan khalayak
ramai dan ketika ada acara peringatan maulid selalu dilimpahkan kepada kaum
ibu-ibu yang sudah terlatih. Mungkin juga terjadi di kampung anda. Kondisi ini menyita perhatian saya, sebab ketika
mereka berada di atas pentas acara pernikahan atau semacamnya, mereka leluasa
mengeluarkan suara cantiknya. Bahkan bisa terjadi chaos dalam memperebutkan mikrofon agar suaranya terdengar kepada
yang berhadir.
Saya tidak mengerti kenapa mereka tidak mau belajar
pembacaan Al Barzanzi, padahal suaranya di atas pentas sangat memukau tapi
mungkin juga bukan urusanku jika memasuki pilihan mereka. Hanya ada
kemungkinan-kemungkinan yang merasuki pikiranku. Bisa jadi karena dalam
pembacaan albarzanzi tidak bisa goyang, atau juga karena dilantuntan didalam
acara formal sehingga takut salah menjadi alasan, atau juga karena takut dicap
menjadi ustajah.
Kemungkinan- Kemungkinan diatas bisa jadi salah, bisa juga
salah sekali.
No comments:
Post a Comment