![]() |
Ilustrasi |
Kali ini warungnya ya’kub buka dan menerima pelanggan,
ya’kub duduk di pojokan bersama syahbandar Tuban, dalam warung itu hanya
mereka berdua memperbincangkan apa yang harus di permasalahkan, ya’kub mulai
pembicaraan tentang kekuatan senjata meriam saat ini, ia berpikir tidak ada
lagi kekuatan menandingi kekuatan dentuman meriam bahkan cetbang yang di miliki
oleg tuban sendiri. Ya’kub sendiri pernah mengantarkan dua butir meriam kepada
raja benggala lengkap dengan pelurunya. Pemikiran yang dimiliki ya’kub saat ini
dibenarkan oleh tuan syahbandar sambil meneguk minuman tuak yang ada di
depannya. Sesekali tuan syahbandar berteriak keras karena minuman kali ini
sangat enak, dan nikmat.
Tidak ada pelanggan selain tuan syahbandar, sewajarnya
pembicaraan mereka sangat panjang dan mengasikkan, tiba-tiba diluar sana mereka
melihat ada keributan, penasaran mereka bertambah ketika masyarakat berteriak
terus-menerus mengusir seseorang, seampainya dibandar tuan syahbandar tidak
dapat melihat apa yang terjadi karena ditutupi oleh padatnya manusia. Dengan
badan bongkoknya ia mencoba menorobos dan ternyata seorang portugis mencari dirinya,
namun masyarakat menjawab duluan dengan kata-kata sudah mati, mampus. Sekejap
ia berontak dan melompat2 dibelakang dan berteriak tuan syahbandar ada disini,
namun usaha yang di lakukannya sia-sia, suara yang ia miliki kalah dengan dengan gemuruh warga.
Ferdinan merasa dirinya tidak dihormati dengan keras menyuruh
pasukannya untuk menyemburkan meriamnya, warga semakin marah, masyarakat
menyerbu para nakhoda kapal dengan tongkat mereka, dan melepas tali kapal.
Kapal tersebut semakin lama semakin jauh dari pandangan mata, dan tak lama
kemudian kapal tersebut menembakkan meriamnya kearah Bandar, tuan syahbandar yang
masih ditepi Bandar merasakan percikan merianya, ia lari menyelamatkan diri sampai-sampai
ia merangkak hebat.
Masyarakat juga membalas dentuman meriam tersebut dengan
cetbang yang mereka punya, namun masyarakat harus mengakui keterbatasan cetbang
yang tidak sanggup membalas semburan meriam. Sekitar 4 kali dentuman meriam itu
sekilas berhenti dan Bandar kembali sunyi lagi.
No comments:
Post a Comment