Pages

Friday 19 July 2013


Itulah hebatnya Bodrex

Seorang ibu cantik duduk tenang di depan teras rumah yang baru selesai direnovasi pada minggu lalu, tatapan mata ibu itu tidak terlihat sedang memandang sekitar pekarangan rumahnya, tidak juga memerhatikan orang yang berlalu lalang di depan rumahnya, bahkan seorang tetangga dihiraukannya saja ketika mendengar namanya dipanggil-panggil. Matahari saat itu memang sedang marah, panasnya bertubi-tubi membuat para muslim yang berpuasa saat itu merasakan harus dengan ekstra menahan dahaga yang mereka alami. Namun, tidak pada ibu itu, ia tidak mengeluh, ia bahkan semakin focus dengan apa yang dikerjakannya. Berkali-kali ia merasakan kesal sendiri, mengomel sendiri dikarenakan hasil jaitan tangannya tidak sempurna. Terkadang ia juga mengaduh dikarenakan jarinya tertusuk dengan tidak sengaja. 

Dikarenakan benangnya kurang, si ibu kembali masuk kedalam mengambil benang 10 gulung warna warni. Se sampai di tempat duduknya si ibu malah kehilangan jarumnya, ia tengok kiri- tengok kanan juga tidak ada, ia perhatikan juga depan belakangnya, sangking seriusnya si ibu mencari jarumnya sampai ke dapur (padahal ia belum pernah ke dapur). Dalam misi pencariaannya, ia ingat masih ada sisa satu jarum lagi di kamarnya, lalu ia mengambilnya dan kembali ke depan rumah.

Si ibu berteriak, nak , kau apaain benang-benang ibu itu,
Biasa bu maen layangan, jawab si anak

Ibu pun pasrah dengan kelakuan anaknya. Ia pun kembali mengambil benang. Dalam hatinya terus menerus mengomeli anaknya. Sesampai di tempatnya, si ibu mulai bisa tersenyum. Ia sudah memiliki jarum dan benang, dan ia pun mulai menjahit.  Tiba-tiba baju yang ia jahit hilang, ia marahnya bukan main, ia langsung berdiri, dan mengangkat bendera peperangan bagi siapa yang  mencuri bajunya.

Ooo, ternyata kamu yang nyuri baju itu, kamu maunya apa sih. Mau berantem ayo, mau adu panco ayo.
Si anak bingung, dan menjawab puasa mah puasa.
Mamah capek-capek menjahit malah dijadikan lap motor butut begini.

SI anak belum sempat meminta maaf, si ibu terus berpaling dan kembali ke tempatnya. Namun tepat di depan pintu rumah si ibu malah terjatuh karena lantai licin, si ibu bangkit sendiri, namun si anak menertawakan ibunya yang merasa kesakitan,

Kenapa ketawa?
Itu mah, jarumnya masih nempel di idung, si anak makin girang,

Mendengar itu, si ibu langsung mencabutnya dan mengomel lagi, anak kurang ajar tau ibunya malah di ketawain, kalau  begini cerita saya gk mau jatuh lagi.
Tak berapa lama si ibu diam sejenak, namun si anak melihat ibunya memegang-megang kepalanya, dan bertanya.

Ibu kenapa?
Gk kenapa-kenapa nak. Cuma pusing aja.

Lalu si ibu bergerak dari bangkunya menuju dapur, lalu menuangkan air putih ke dalam satu gelas penuh, kemudian si ibu mengeluarkan obat sakit kepala (Bodrex) dari box yang ada di dapur, lalu meminumnya. Si anak memperhatikan kelaukuan ganjil ibunya ini. Setelah si ibu minum Bodrex, si anak langsung bertanya

Ibu kenapa minum obat? Bukannya ibu sedang puasa?

Si ibu pun menjawab dengan lembut sambil mendekatkan bibirnya ke kuping anaknya,

Itulah hebatnya Bodrex nak, bisa diminum kapan aja.

mendengar jawaban dari si ibu, Si anak mengangguk-angguk saja sampai beduk magrib. 

Selamat Berpuasa Kawan


 

Blogger news

Blogroll

About