Pages

Wednesday 12 September 2012

KERUSUHAN DI BANDAR SENI DAN OLAHRAGA (bagian21)





Ilustrasi

Kali ini warungnya ya’kub buka dan menerima pelanggan, ya’kub duduk di pojokan bersama syahbandar Tuban, dalam warung itu hanya mereka berdua memperbincangkan apa yang harus di permasalahkan, ya’kub mulai pembicaraan tentang kekuatan senjata meriam saat ini, ia berpikir tidak ada lagi kekuatan menandingi kekuatan dentuman meriam bahkan cetbang yang di miliki oleg tuban sendiri. Ya’kub sendiri pernah mengantarkan dua butir meriam kepada raja benggala lengkap dengan pelurunya. Pemikiran yang dimiliki ya’kub saat ini dibenarkan oleh tuan syahbandar sambil meneguk minuman tuak yang ada di depannya. Sesekali tuan syahbandar berteriak keras karena minuman kali ini sangat enak, dan nikmat.

Tidak ada pelanggan selain tuan syahbandar, sewajarnya pembicaraan mereka sangat panjang dan mengasikkan, tiba-tiba diluar sana mereka melihat ada keributan, penasaran mereka bertambah ketika masyarakat berteriak terus-menerus mengusir seseorang, seampainya dibandar tuan syahbandar tidak dapat melihat apa yang terjadi karena ditutupi oleh padatnya manusia. Dengan badan bongkoknya ia mencoba menorobos dan ternyata seorang portugis mencari dirinya, namun masyarakat menjawab duluan dengan kata-kata sudah mati, mampus. Sekejap ia berontak dan melompat2 dibelakang dan berteriak tuan syahbandar ada disini, namun usaha yang di lakukannya sia-sia, suara yang ia miliki kalah  dengan dengan gemuruh warga.

Ferdinan merasa dirinya tidak dihormati dengan keras menyuruh pasukannya untuk menyemburkan meriamnya, warga semakin marah, masyarakat menyerbu para nakhoda kapal dengan tongkat mereka, dan melepas tali kapal. Kapal tersebut semakin lama semakin jauh dari pandangan mata, dan tak lama kemudian kapal tersebut menembakkan meriamnya kearah Bandar, tuan syahbandar yang masih ditepi Bandar merasakan percikan merianya, ia lari menyelamatkan diri sampai-sampai ia merangkak hebat.

Masyarakat juga membalas dentuman meriam tersebut dengan cetbang yang mereka punya, namun masyarakat harus mengakui keterbatasan cetbang yang tidak sanggup membalas semburan meriam. Sekitar 4 kali dentuman meriam itu sekilas berhenti dan Bandar kembali sunyi lagi.
 

Blogger news

Blogroll

About