Pages

Saturday 25 February 2012

Damailah Indonesia



Kata kekerasan sudah lama kita dengar dan sering tindakan kekerasan sebagai ajang tontonan tiap hari yang mengerikan dan selalu menghantui semua elemen masyarakat, tindakan ini mewarnai perdaban Indonesia yang semakin lama semakin terpuruk, kekerasan yang terjadi dijalanan, di dalam rumah, hingga didepan hukum sudah sering diperankan oleh aktornya sendiri. Memang ironis jika perilaku kekerasan terus menerus terjadi, sebab negara ini terkenal denagan budaya masyarakatnya yang ramah, nrimo, dan tidak mudah curiga terhadap orang asing, bahkan menjadi idola bagi sebagian orang. Namun, keindahan budaya yang kita miliki saat ini hampir punah, bisa jadi memang negara ini mempunyai begitu banyak masalah yang harus diselesaikan, atau bisa jadi masyarakat juga tidak percaya lagi dengan adanya kepemerintahan saat ini sehingga begitu banyak kasus atau masalah yang diselesaikan dengan bentuk kekerasaan, tidak dengan menyerahkannya kepada pihak yang berwajib, dan bisa dikatakan bahwa tindakan kekerasaan sudah menjadi tren untuk menyelesaikan masalah, dan jikalau tindakan ini sudah menjadi tren akan sangat berbahaya, karena budaya masyakat Indonesia selalu demam akan sesuatu hal yang baru. Tidak sedikit anak sekolah tawuran didepan sekolah dan guru-guru mereka, faktanya banyak sekolah yang mengikutinya, tidak begitu sedikit juga kasus kekerasan dalam rumah tangga, dan perkara ini pun menjalar kemana-mana membuat masyarakat menjadi GALAU akan keadaan negara ini. pertanyaannya adalah apakah semua orang tidak ingin hidup tentram dan damai? Atau memang melakukan tindakan kekerasan adalah jalan yang benar untuk menyelesaikan masalah?. Hak untuk hidup adalah hak untuk semua manusia, artinya tidak ada yang boleh merenggut bahkan membatasi seseorang untuk menjadi dirinya sendiri, oleh karena itu semua orang, khsusunya masyarakat Indonesia akan membutuhkan kedamaian agar dapat berbagai kasih, indahnya cinta, nikmatnya menyanyangi dalam keluarganya, kerabatnya dan lingkungannya, buktinya ketika ada isu teroris, masyarakat Indonesia menjadi ketakutan dan selalu curiga terhadap orang asing, budaya nrimo nya sudah mulai hilang. Kemudian apa faktor dari tindakan kekerasan ini? ada dua perdebatan antara pemikir kita dahulu antara Thomas Hobbes (1588-1679) dan Rousseau (1712-1778). Hobbes mengatakan bahwa “kekerasan merupakan keadaan ilmiah manusia dan orang yang memilikilah yang akan dapat mencegahnya, menurut dia “manusia adalah serigala bagi manusia” (Homo Homini Lupus)”. Berbeda dengan Rousseau bahwa “manusia itu lahir dengan keadaan polos, maka yang membentuk karakternya adalah peradaban, maka peradabanlah yang membentuk manusia melakukan kekerasan”. Dua ungkapan ini tidak bisa begitu saja diterima antara salah satunya, karena banyak kalangan yang membenarkan Hobbes dan tidak sedikit pula yang menerima pernyataan dari Rousseau. Namun sesungguhnya manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang dengan badan yang mungil dan indah, dia tidak punya apa-apa, dia tidak punya agama, budaya, bahkan bahasa pun ia tidak punya, artinya semua ia dapat setelah ia belajar dari orang terdekatnya, yaitu orang tuanya sendiri, dan lingkungannya. Kedua inilah yang seharusnya bertanggung jawab akan perilaku anak tersebut dikelak hari nanti. Kemudian Islam juga mengajarkan bahwa orang tua mempunyai potensi yang sangat besar untuk membentuk pribadi anak, bahkan sampai pada perpindahan agama si anak. Dalam artian orang tua yang akan menjadi fondasi awal tumbuhnya seorang anak, jika fondasinya tidak kokoh, maka si anak akan melakukan apa saja mengikuti hawa nafsunya sendiri. Namun, jika si anak mendapatkan pendidikan yang baik akan menjadi selalu menjadi orang baik dan akan memberikan dampak yang besar terhadap penanggulangan tindakan kekerasan yang sudah mulai mengakar dengan mengajak sekitarnya untuk berperilaku yang baik, sehingga terbentuknya peradaban yang cinta damai sebagai ciri khas dari bangsa ini, karena semua Negara mempunyai ciri khas tersendiri seperti orang Inggris terkenal dengan rapih dan tenang, Prancis dianggap romantis dan suka wewangian, mode dan seni, Jerman sangat tegas dan penuh disiplin, kemudian negara Indonesia tidak boleh dikenal dengan budaya kekerasannya dan tidak suka berdamai, dan budaya kekerasan bukanlah sebuah bentuk atau makhluk yang di warisi oleh para pendiri bangsa ini.

 

Blogger news

Blogroll

About